JAKARTA- Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan mengatakan ekosistem halal memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi 8 persen. Melalui tertib halal, dipastikan laju pertumbuhan ekonomi sesuai target pemerintah.
“Jika ekosistem halal kita dari hulu ke hilir tertib halal, saya pastikan cita-cita kita untuk menjadi produsen produk halal nomor satu di dunia akan terwujud. Dan sektor halal kita dipastikan berkontribusi penting dalam menopang target pertumbuhan ekonomi 8% sebagaimana dicanangkan oleh Bapak Presiden Prabowo,” kata Haikal dalam keterangannya di Jakarta kemarin seperti dikutip, Selasa (14/1/2025) dilansir Detik.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Babe Haikal itu optimistis Indonesia menjadi produsen produk halal nomor satu di dunia asal tertib halal.
“Saya jamin kita pasti nomor satu. (Tapi) karena kita belum tertib halal. Kalau kita tertib halal, pasti (peringkat) kita melambung,” ujarnya.
Optimisme itu didasari dengan besarnya potensi ekonomi halal. Berdasarkan data State of the Global Economy (SGIE) Report 2023, pengeluaran konsumen muslim global adalah sebesar USD 2,29 triliun di enam sektor ekonomi riil (2022) dan diproyeksikan mencapai USD 3,1 triliun pada 2027. Perkembangan ke-6 sektor riil tersebut didukung oleh sektor keuangan syariah sebagai enabler yang pada 2021/2022 asetnya mencapai USD 3,9 triliun, diproyeksikan meningkat hingga USD 5,9 triliun pada 2025/2026.
Selain itu, data perdagangan juga menunjukkan Indonesia mencatatkan ekspor produk halal senilai USD 41,42 miliar, atau setara Rp 673,90 triliun di periode Januari-Oktober 2024. Pada periode yang sama, surplus neraca perdagangan produk halal Indonesia mencapai USD 29,09 miliar. Menilik kinerja ekspor produk halal Januari-Oktober 2024, sektor makanan olahan mendominasi nilai ekspor sebesar USD 33,61 miliar, diikuti pakaian muslim USD 6,83 miliar, farmasi USD 612,1 juta, dan kosmetik USD 362,83 juta.
“Potensi perdagangan produk halal dunia terus meningkat ditandai data yang menunjukkan bahwa angka belanja masyarakat muslim dunia diproyeksikan akan terus meningkat. Dan itu merupakan potensi besar ekonomi halal yang tak boleh kita lewatkan,” kata Babe Haikal.
Menurutnya, ekosistem halal harus diperkuat dari hulu ke hilir secara bersama-sama. Ini bisa dimulai dari usaha mikro, menengah hingga besar. Begitu pula dari berbagai sektor seperti makanan, minuman, kosmetik, produk kimiawi, biologi, rekayasa genetik serta barang gunaan.
“Untuk itu, sinergi-kolaborasi penguatan ekosistem halal ini harus kita perkuat. Upaya edukasi dan literasi halal juga harus kita tingkatkan bersama melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, lintas kementerian, lembaga, pemda, perguruan tinggi, halal center, ormas, termasuk juga para ulama, asatidz, dan tokoh masyarakat di seluruh Indonesia,” tandasnya. (dtk/isl)