JATENG – Sejumlah wilayah kabupaten dan kota di Jawa Tengah diterjang banjir dan tanah longsor akibat hujan deras dan luapan air sungai sejak Senin (20/1) hingga Selasa (21/1).
Kabupaten dan kota yang dilanda banjir antara lain Kabupaten Pekalongan, Demak, Grobogan, Sragen, Temanggung, Banjarnegara, Batang, dan Kota Surakarta.
Tanah longsor di Kecamatan Petungkriono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menewaskan 17 orang hingga Selasa sore. Proses evakuasi korban masih berlangsung sampai saat ini.
Sementara banjir di Kabupaten Demak merendam tiga desa, mengakibatkan seratusan rumah terdampak. Banjir disebabkan tanggul Sungai Cabean jebol.
Menurut Camat Guntur Sukardjo di Demak, Selasa, jebolnya tanggul Sungai Cabean yang berbatasan dengan Kecamatan Karangawen tersebut terjadi pada Senin pukul 23.30 WIB.
Panjang tanggul yang jebol di Dusun Gatak tersebut diperkirakan 10-15 meter, sehingga mengakibatkan air masuk ke pemukiman di Desa Tlogoweru, kemudian meluas ke Desa Bogosari dan Guntur.
Untuk ketinggian genangan di perkampungan, kata dia, bervariasi antara 50-60 sentimeter.
Banjir di Grobogan memaksa puluhan warga dari dua desa di Kabupaten Grobogan, mengungsi. Banjir dipicu jebolnya tanggul Sungai Tuntang di lima titik, sehingga air menggenangi pemukiman warga dan akses jalan.
“Total yang terdampak untuk sementara ada 20 desa yang tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Grobogan,” kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Grobogan Masrikan di Grobogan, Selasa.
Sebagian warga yang rumahnya tergenang banjir terpaksa mengungsi, di antaranya dari Desa Kalongan dan Karanganyar.
Sedikitnya dua perjalanan KA di wilayah Daop 4 Semarang, Jawa Tengah batal pada Selasa akibat banjir Grobogan merendam rel di petak antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati di Kabupaten Grobogan
Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo mengatakan kedua KA yang dibatalkan tersebut masing-masing KA Kedungsepur relasi Semarang-Ngrombo dan KA Ambarawa Ekspres relasi Semarang-Surabaya.
Menurut dia, calon penumpang yang keretanya batal berangkat dapat mengurus pengembalian biaya tiket yang telah dibayarkan di stasiun.
“Bea tiket akan dikembalikan 100 persen,” tambahnya.
Selain pembatalan dua KA, KAI juga melakukan perubahan pola operasional perjalanan.
Ia menjelaskan rute perjalanan KA dari Semarang dengan tujuan Surabaya dan sebaliknya akan dialihkan ke rute yang tidak terkena banjir
Rute perjalanan yang sebelumnya melintasi wilayah Gubug dan Brumbung dialihkan melalui wilayah Gambringan-Gundih-Kedungjati.
Banjir di Sragen menerjang enam kecamatan sejak Senin (20/1) akibat luapan anak Sungai Bengawan Solo.
Koordinator Public Safety Center (PSC) 119 Kabupaten Sragen Udayanti Proborini di Sragen, Selasa, mengatakan enam kecamatan terendam air antara lain Sragen Kota, Sidoharjo, Tanon, Sukodono, Sambungmacan, Ngrampal, dan Jenar.
Ia mengatakan enam kecamatan tersebut teredam sejak Senin (20/1) sore. Untuk di Sragen Kota, wilayah yang terdampak luapan anak sungai tersebut, yakni Dukuh Gabus RT 01 dan 02, Dukuh Tugu RT 01, 02, dan 03, serta di Desa Tangkil.
Di wilayah tersebut, katanya, ketinggian genangan air di jalan mencapai 20 sentimeter. Genangan juga terjadi di lahan pertanian. Selanjutnya, di Kecamatan Tanon genangan air terjadi di Dukuh Kalikobok RT 16 dan 17.
“Di Desa Tanon ketinggian air sekitar 100 sentimeter. Akses jalan Tanon-Kalikobok sempat tidak bisa dilalui, karena air cukup tinggi,” katanya.
Di Kecamatan Sukodono genangan air terjadi di Dukuh Weru RT 17 dan 18, serta Desa Juwok. Ia mengatakan ketinggian air sempat mencapai 150 sentimeter. “Ada satu bayi dievakuasi ke rumah saudara di sekitar Mondokan,” katanya.
Di Kecamatan Jenar, banjir menggenang di Dukuh Patoman RT 01, Dukuh Karang RT 02, dan di Dukuh Tawang RT 03. Ia mengatakan genangan air yang masuk ke jalanan dan perumahan warga mencapai ketinggian 150 sentimeter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen Triyono Putro mengatakan hari ini genangan air mulai surut. Meski demikian, ia tetap mengimbau warga untuk lebih waspada terhadap banjir.
“Selain itu, juga tanah longsor, banjir bandang, genangan air, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Totok Nursetyanto di Temanggung. Selasa, menyampaikan hujan yang tidak begitu deras tetapi cukup lama mengakibatkan banjir dan longsor di wilayah Temanggung.
Ia menyebutkan banjir terjadi di wilayah Kecamatan Bejen, di daerah Ngloji dan Selosabrang terjadi banjir, kemudian di daerah Tretep, Kranggan, dan Kaloran
terjadi longsor.
Ia menyampaikan longsor paling parah terjadi di Dusun Gemawang, Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan, menimpa rumah seorang warga hingga tembok ruang tamu jebol. Ia meminta warga yang tinggal di daerah rawan longsor untuk lebih berhati-hati, apalagi membangun rumah di belakang tebing.
“Memang hujan cukup lama, walaupun hujan tidak deras tetapi intensitas lama,” katanya.
Bencana hidrometeorologi juga merendam sejumlah desa di Kabupaten Banjarnegara akibat hujan lebat yang terjadi sejak Senin petang hingga malam hari.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjarnegara Tursiman mengatakan hujan lebat memicu pergerakan tanah di Dusun Kalireng, Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, sehingga merusak beberapa rumah warga, satu musala, dan menyebabkan ruas jalan Karangkobar-Baturretak.
Akibat kejadian tersebut, lanjut dia, sebanyak 13 keluarga yang terdiri atas 41 jiwa mengungsi ke rumah-rumah saudara yang berada di lokasi aman dari pergerakan tanah.
“Arus lalu lintas di ruas jalan Karangkobar-Batur juga terganggu akibat retakan di wilayah Pejawaran,” katanya.
Sementara di Kecamatan Wanayasa, kata dia, terdapat lima kejadian bencana hidrometeorologi berupa banjir luapan Sungai Petung di Desa Kasinoman yang mengakibatkan 90 rumah warga terisolasi dan tanah longsor yang menutup ruas jalan provinsi, banjir di Desa Kesimpar, banjir luapan Sungai Brukah di Desa Sikumpul yang merendam enam rumah warga, serta tebing longsor yang menimpa kendaraan roda empat dan tujuh penumpang di dalamnya dapat diselamatkan.
Ia mengatakan kejadian lainnya berupa pergerakan tanah yang mengakibatkan talut jalan kabupaten ambruk di Dukuh Kamal, Desa Gunungjati, Kecamatan Pagedongan; dan tanah longsor yang menutup ruas jalan provinsi di Dukuh Sangkal Putung, Desa Batur, Kecamatan Batur.
Di Kabupaten Batang, banjir dan longsor terjadi sejumlah desa dan kelurahan akibat hujan deras dengan intensitas tinggi selama tiga jam sejak Senin (20/1) pukul 18.30 WIB.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Batang Puji Setyowati di Batang, Senin, mengatakan saat ini pihaknya sudah menerjunkan tiga tim penanganan bencana ke lokasi bencana.
“Ya memang benar, saat ini wilayah Kabupaten Batang dikepung bencana. Kami sudah menerjunkan tiga tim dan menyediakan perahu karet ke lokasi wilayah banjir maupun longsor,” katanya.
Sejumlah wilayah yang dilanda banjir antara lain Klidanglor dan Karangasem Utara di Kecamatan Batang, Desa Masin di Kecamatan Warungasem, dan Desa Candi di Kecamatan Bandar. Sedangkan desa yang tertimpa longsor seperti Desa Surjo dan Desa Sidoharjo di Kecamatan Bawang.
Banjir dan longsor yang terjadi di Dukuh Kuripan, Desa Surjo menghanyutkan rumah warga dan satu korban terbawa arus sungai, serta pohon tumbang di Desa Gerlang, Kecamatan Blado.
“Akan tetapi, korban sudah ditemukan dalam kondisi selamat,” katanya. (cnni/bj)