JAKARTA – Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf diberi mandat Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk memperbaiki PKB. Waketum PKB Jazilul Fawaid mengatakan yang seharusnya dibenahi adalah PBNU.
Jazilul mengatakan undang-undang (UU) yang menjadi payung hukum PKB dan PBNU berbeda. Menurutnya, antara PKB dan PBNU tak ada kaitan untuk turut campur dalam urusan satu sama lain.
“Sekali lagi saya ulangi bahwa PKB dilindungi dengan UU Parpol dan NU UU Ormas. Tidak punya hak, justru keputusan itu melanggar AD/ART NU dan melenceng dari fitrah NU. Apanya yang mau dibenahi? Justru hari ini PKB memiliki prestasi yang luar biasa, yang harus dibenahi menurut saya justru PBNU-nya hari ini,” jelasnya.
Dia melanjutkan, meski instruksi itu datang dari petinggi PBNU, kedua organisasi tetap berbeda. Sehingga, lanjutnya, keduanya tidak punya kaitan di mata konstitusi.
“Sekali lagi karena memang tidak ada hubungannya secara organisatoris antara PKB dengan PBNU. Jadi itu keputusan yang batal menurut konstitusi partai politik sekaligus menurut aturan ormas,” ungkapnya.
“Saya tadi mendapatkan perintah langsung dari Rais Aam untuk menindaklanjuti laporan dari para kiai segera perbaiki PKB,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya mengaku akan segera merumuskan sejumlah langkah memperbaiki PKB menjelang partai itu menyelenggarakan muktamar. Menurut Gus Yahya, masalah antara PKB dan PBNU sebenarnya bukan masalah baru.
Selama ini hubungan PBNU dan PKB berjalan baik. Namun sejak PKB dipimpin oleh Muhaimin Iskandar, yakni selama 15 tahun terakhir, hubungan PBNU dan PKB berjalan kurang baik.
“Ini berlangsung lama. Sudah lebih dari 15 tahun. Masalah di dalam hubungan PKB dan NU ini sudah lama sekali. Tapi selama ini belum pernah dilakukan upaya-upaya yang masif mengelolanya,” kata Gus Yahya.
Turut hadir dalam pertemuan di kediaman Rais Aam PBNU yakni Pengasuh Ponpes Lirboyo KH Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes Sidogiri KH Nurhasan, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz, juga Wakil Rais Aam PBNU sekaligus Pengasuh Ponpes Al Amin Kediri KH Anwar Iskandar.
Tidak hanya itu, turut hadir pula Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong KH Mutawakil Alallah, serta sejumlah kiai lainnya yakni perwakilan kiai dari Indonesia timur dan Indonesia bagian barat.(dtc/bc)