Medan, MenaraPos – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Provsu) mencatat peningkatan produksi gabah di Sumatera Utara (Sumut) pada 2022.
Sebagaimana dalam keterangan persnya, Kepala BPS Provsu, Nurul Hasanudin dalam live streamingnya, Selasa (01/11/22), Medan, menyebutkan untuk Sumatra Utara terjadi peningkatan mencapai 2,13 juta ton GKG (Gabah Kering Giling), mengalami kenaikan 0,13 juta ton GKG atau 6,36 persen dibandingkan produksi padi di 2021 yang sekitar 2 juta ton GKG.
Lanjut Nurul, sementara produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 1,22 juta ton, mengalami peningkatan sebanyak 0,07 juta ton atau 6,36 persen jika dibandingkan produksi beras di 2021 sebesar 1,15 juta ton.
Ditambahkan Nurul Hasanudin, untuk luas panen padi pada 2022 diperkirakan sebesar 423,52 ribu hektare, mengalami peningkatan sebanyak 38,12 ribu hektare atau 9,89 persen dibandingkan luas panen gabah di 2021 yang sebesar 385,40 ribu hektare.
“Berdasarkan hasil Survei KSA, puncak panen gabah pada tahun 2022 terjadi di bulan Maret, dengan luas panen mencapai 53,39 ribu hektare, berbeda tahun sebelumnya yang terjadi di bulan Februari. Namun demikian, puncak panen gabah bulan Maret 2022 relatif lebih tinggi atau naik sekitar 20,73 ribu hektare (63,47 persen) dibandingkan Maret 2021,” beber Nurul Hasanudin.
Disebutkan dia lagi, realisasi panen gabah sepanjang Januari−September 2022 sebesar 334,86 ribu hektare, atau mengalami kenaikan sekitar 22,88 ribu hektare (7,33 persen) dibandingkan Januari− September 2021 yang mencapai 311,98 ribu hektare.
Disisi lain, potensi luas panen padi pada bulan Oktober−Desember 2022 diperkirakan sekitar 88,66 ribu hektare.
“Sehingga, total luas panen gabah pada 2022 diperkirakan sebesar 423,52 ribu hektare, atau mengalami kenaikan sekitar 38,12 ribu hektare (9,89 persen) dibanding luas panen gabah pada 2021 yang sebesar 385,40 ribu hektare,” terangnya.
Sementara, produksi gabah di Sumut sepanjang Januari−September 2022 diperkirakan sebesar 1,68 juta ton GKG, atau mengalami peningkatan sekitar 0,05 juta ton GKG (3,07 persen) dibanding Januari−September 2021 yang sebesar 1,63 juta ton GKG. Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA Padi September 2022, potensi produksi padi sepanjang Oktober−Desember 2022 ialah sebesar 0,45 juta ton GKG.
“Dengan demikian, total produksi padi pada 2022 diperkirakan sebesar 2,13 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 0,13 juta ton GKG (6,36 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 2 juta ton GKG,” imbuhnya.
Sambungnya lagi, produksi gabah tertinggi pada 2021 terjadi dibulan Februari sedangkan pada 2022 terjadi di bulan Maret. Selanjutnya produksi gabah terendah pada 2022 diperkirakan terjadi di November dan produksi padi terendah pada 2021 terjadi pada Desember. Produksi padi pada Maret 2022 yaitu sebesar 258,39 ribu ton GKG, sedangkan produksi padi pada Januari 2022 sebesar 200,60 ribu ton GKG.
Lanjut Hasan yang menyebutkan, tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Simalungun. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah yaitu Tanjung Balai, Labuhan Batu Selatan, dan Tebing Tinggi.
“Peningkatan produksi gabah yang cukup besar pada 2022 terjadi di beberapa wilayah seperti Humbang Hasundutan, Labuhan Batu Utara, dan Labuhan Batu. Selain itu, beberapa kabupaten/kota mengalami penurunan produksi padi yang cukup besar, yakni Labuhan Batu Selatan, Nias Selatan, Gunung Sitoli,” ucapnya.
Menurutnya, jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari−September 2022 diperkirakan setara dengan 0,96 juta ton beras, atau mengalami peningkatan sebesar 0,03 juta ton (3,07 persen) dibandingkan Januari−September 2021 yang sebesar 0,93 juta ton.
“Sedangkan potensi produksi beras sepanjang Oktober−Desember 2022 ialah sebesar 0,26 juta ton. Dengan demikian, total produksi beras pada 2022 diperkirakan sekitar 1,22 juta ton, atau mengalami kenaikan sebesar 0,07 juta ton (6,36 persen) dibandingkan produksi beras pada 2021 yang sebesar 1,15 juta ton,” tandasnya. (Rel)