MEDAN – Massa dari Front Marhaenis Indonesia (FMI) menggelar unjuk rasa di depan kantor Walikota Medan, Senin (26/8/2024). Dalam aksi tersebut, massa meminta aparat penegak hukum menangkap Walikota Medan Bobby Nasution jika terbukti terlibat dalam kasus Blok Medan.
Istilah Blok Medan muncul dalam sidang kasus korupsi perizinan tambang yang melibatkan mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba (AGK). Selain itu, massa juga menyoroti dugaan aksi politik dinasti oleh keluarga Presiden Joko Widodo. Massa tiba sekitar pukul 15.15 WIB dengan membawa sejumlah spanduk bertuliskan “Tolak Bobby Nasution Tolak Politik Dinasti” dan “Selamatkan Sumut”.
Massa juga melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan penderitaan masyarakat akibat politik dinasti. Dalam aksi teatrikal, tampak pengunjuk rasa yang cosplay menjadi Presiden Joko Widodo, lalu menyeret empat peserta aksi yang memerankan masyarakat dengan kondisi berdarah-darah.
“Tolong, tolong, tolong,” teriak peserta aksi yang memerankan rakyat, menggambarkan penderitaan mereka akibat politik dinasti.
Pimpinan aksi yang juga ketua Presidium FMI Sumut, Badia Sitorus, mengatakan aksi teatrikal tersebut menunjukkan bagaimana masyarakat menderita di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
“Sederhana tapi pasti, ya rakyat Medan ini sudah banyak disuguhkan kemunafikan, banyak tertipu oleh lensa optiknya. Ini kita dibuka kenyataan,” ujar Badia kepada wartawan.
“Masyarakat hari ini berdarah dalam mencapai untuk bisa makan aja rakyat sekarang begini, keringatnya, kira-kira begitu,” tambahnya.
Badia juga menyoroti dugaan keterlibatan Bobby dalam kasus Blok Medan.
“Jelas dalam dugaan terpidana Gubernur Maluku Utara, nama dia disebut harus bertanggung jawab dia, itu salah satu tuntutan kita,” ujarnya.
Hampir satu jam lebih berorasi, Bobby tidak menemui pengunjuk rasa sehingga mereka akhirnya membubarkan diri. Saat dimintai tanggapan terkait aksi unjuk rasa, Bobby Nasution hanya memberikan jawaban singkat.
“Dari kemarin kan juga sudah statemen ya sama terus ya, belum berubah itu aja,” ujar Bobby di kantor Walikota Medan.
Bobby sebelumnya sudah dua kali memberikan tanggapan terkait istilah Blok Medan. Pertama, saat ditanya wartawan di Jalan Asia, Kota Medan, pada Sabtu (3/8/2024).
“Itu kan hasil sidang ya. Saya rasa kalau dikomentari dalam seperti ini tidak etis. Silakan saja dalam persidangan (ada istilah itu), apa disebutkan saya ikut saja, di persidangan ya,” ujarnya.
Kemudian, Bobby juga sempat menanggapi pernyataan mantan Menko Polhukam Mahfud MD yang meminta KPK untuk memeriksanya. “Saya ikut aja ya, saya ikut aja pokoknya,” ujar Bobby secara singkat saat ditanya wartawan di Taman Cadika, Medan, Sumatera Utara, Jumat (9/8/2024).(kps/bj)