LUBUKPAKAM – Kepala Desa (kades) di Kabupaten Deli Serdang pergi beramai-ramai melakukan studi tiru ke Kota Semarang, Jawa Tengah. Padahal, Pemkab sudah mengimbau agar mereka tidak berangkat.
Dilansir dari Tribun Medan pada Rabu (11/12/2024), studi tiru yang dilakukan para kades ini bertemakan “Strategi Pengembangan Pertanian dan Nelayan di Desa Menuju Swasembada Pangan.”
Informasi yang dihimpun, para kades berangkat studi untuk memenuhi undangan dari Lembaga Manajemen Indonesia (Lemindo) yang berkantor dan bersekretariat di Bandung.
Kegiatan studi tiru dilakukan mulai 8 sampai 11 Desember dan dipusatkan di Hotel Ibis Simpang Lima Semarang.
Selain itu juga ada kunjungan ke 3 desa.
Untuk yang pertama berkunjung ke Desa Kandri Kecamatan Gunungpati yang disebut sebagai Desa Pertanian. Kedua berkunjung ke Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat yang merupakan desa pengunungan. Untuk yang terakhir pergi ke Desa Tambak Lorok Kecamatan Semarang Utara yang merupakan desa nelayan.
Sesuai undangan dari pihak penyelenggara, tercantum biaya yang harus dikeluarkan untuk masing-masing Pemerintah Desa untuk mengikuti kegiatan study tiru ini sebesar Rp18,5 juta perorangnya.
Biaya ini sudah termasuk menginap selama 4 hari 3 malam, makan siang dan makan malam, coffe break, baju, modul pelatihan dan sertifikat serta tiket pesawat pulang pergi dan transport lokal di Semarang.
Diketahui, narasumber atau tenaga pengajar dalam studi tiru ini hanya aparatur desa di masing-masing studi tiru.
Plt Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Deli Serdang, Ari Mulyawan yang dikonfirmasi mengakui banyak Kades yang berangkat melakukan studi tiru ini.(mrk)